Membujuk adalah suatu seni

Membujuk adalah suatu seni - Hallo sahabat suka suka, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Membujuk adalah suatu seni, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Psikologi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Membujuk adalah suatu seni
link : Membujuk adalah suatu seni

Kerap kali kita terpaksa harus meminta seseorang melakukan sesuatu karena kita tak mungkin melakukannya sendiri. Tak mudah membujuk mereka untuk melakukan yang kita kehendaki. Namun ada tips yang layak disimak.

Meski tampak sederhana membujuk bukan pekerjaan yang mudah. Bahkan untuk meminta seseorang melakukan hal sepele pun kerap dibutuhkan kerja keras merayunya meski hasilnya tak selalu memuaskan. Lantas bagaimana jika harus membujuk puluhan, ratusan orang, misalnya, karena bekerja di bidang pemasaran?

Sebelum melakukan yang “berat-berat” itu, alangkah baiknya jika belajar “merayu” orang terdekat dulu agar kehidupan bersama berjalan lebih baik atau membujuk rekan sekantor agar pekerjaan kantor berjalan lancar. Membujuk di sini bukan melempar tanggung jawab ke orang lain karena kita malas, namun demi berjalanannya keluarga atau organisasi karena kita tak mungkin melakukan semuanya sendiri karena punya keterbatasan atau alasan tertentu.

Ada tips menarik tentang ini yang dikemukakan oleh Michael Lee, penulis buku How to Be an Expert Persuader in 21 Days or Less. Menurutnya, hal terbaik yang membuat rayuan itu berhasil adalah karena seseorang melakukannya dengan asas win-win solution alias sama-sama menang. Dengan konsep ini yang disuruh tak merasa dipaksa, terpaksa, atau merasa lebih rendah dan yang menyuruh pun tak perlu merasa superior.

Berikut hal yang perlu diperhatikan:

1. Mulailah dengan menunjukkan demi kepentingan bersama. Menurut Steve Martin, salah satu penulis buku Yes!: 50 Scientifically Proven Ways to Be Persuasive, umumnya orang lebih mudah dirayu untuk mengerjakan sesuatu yang sebenarnya mereka punya kepentingan juga. Misalnya soal cuci piring. Ya, piring pasti digunakan bersama di rumah. Mulailah dengan kita mencuci satu-dua piring, setelah itu minta pada pasangan kita ataupun siapa yang tinggal serumah untuk melanjutkannya, “Maukah membantu menyelesaikannya?”

2. Gunakan kata ajaib “Bayangkan!” Misalnya saat menginginkan orang rumah mengerjakan pekerjaan rumah yang biasa kita kerjakan tetapi pada saat itu kita tak mungkin bisa menyelesaikannya karena sesuatu alasan. Kita hubungi pasangan kita. “Saya tahu saya akan pulang telat. Bisa kamu bayangkan jika begitu sampai di rumah saya harus menyelesaikan pekerjaan itu juga.” Nah, dengan begitu pasangan itu akan lebih mudah diminta menggantikan untuk mengerjakan tugas rutin itu.

3. Tekankan bahwa kita bisa kehilangan sesuatu. Hari Minggu mungkin merupakan hari rutin pasangan kita (istri atau suami) pergi ke fitnes. Padahal pada saat itu kita sedang ingin ke pantai. Maka harus dicari momen penting apa di sana yang jika kita tak datang hari itu, kita akan kehilangan kesempatannya musim ini atau tahun ini. Karena seseorang akan mudah dirayu jika diingatkan akan kehilangan sesuatu dibanding mendapatkan sesuatu.

4. Jadilah pihak pertama yang memberi. Manusia cenderung akan membalas kebaikan, jadi ini semacam insting. Karena itu, jika kita mentraktir seseorang untuk membeli minuman atau membayar secangkir kopi di kafe, maka rekan kita akan membayar untuk yang berikutnya dengan sukarela. Karena itu lakukan sesuatu lebih dulu sebagai semacam investasi kalau mau ia melakukan apa yang kita inginkan.

5. Mintalah lebih banyak dari yang dibutuhkan. Orang selalu merasa bersalah ketika menolak permintaan. Jika permintaan kedua sangat mungkin bisa dipenuhinya maka mereka akan mengambil kesempatan itu untuk mengabulkan permintaan itu. Ini sebenarnya taktik yang umum dilakukan bahkan oleh anak kecil sekalipun. Kita mungkin akan menolak permintaan pertama anak kita, istri atau suami kita, karena dirasa terlalu mahal, terlalu repot dan sebagainya. Namun bagaimana dengan permintaan keduanya? Pasti ada keinginan kuat untuk mengabulkannya kendati pun dengan bersusah-payah.

6. Buatlah mereka tertawa. “Jika Anda ingin lebih persuasif, bekerjalah dengan rasa humormu,” begitu kata Michael Lee mengenai tips persuasifnya. Meminta dengan rasa humor lebih mudah dikabulkan. Hal ini seperti diungkapkan komedian Inggris John Cleese. “Jika saya bisa membuat Anda tertawa, berarti Anda menyukai saya dan Anda lebih terbuka untuk menerima ide-ide saya,” ujarnya.

7. Buang “Saya” demi “Kita”. Suatu penelitian menunjukkan bahwa menggunakan kata “kita” ketika membujuk orang untuk membicarakan atau mengerjakan sesuatu ternyata lebih produktif dibandingkan dengan pendekatan lain. Termasuk jika dibandingkan dengan nada ancaman seperti “Jika Anda tak mau melakukan ini saya akan....,” atau pendekatan rasional seperti, “Anda harus melakukan ini karena alasan.....” Menggunakan kata “kita” membuat kita dan lawan bicara kita memiliki rasa kepemilikan yang sama, umum, dan menunjukkan dukungan. “Kita telah mengerjakan ini sebelumnya dan kita bisa mengerjakan itu lagi sekarang....”

8. Bergantung pada mayoritas. Suatu penelitian mengenai hemat listrik di kalangan rumah tangga menunjukkan bahwa para ibu rumah tangga lebih terdorong untuk melakukan penghematan listrik ketika melihat para tetangganya sudah melakukan penghematan dibanding dirinya. Hal ini juga berlaku untuk kasus-kasus lain. Seseorang akan mudah terbujuk jika mayoritas orang telah melakukan sesuatu sedangkan dirinya belum. Karena itu jika ingin bujukan kita dipenuhi oleh seseorang jangan lupakan untuk mencari referensi seperti hasil penelitian atau berita di media mengenai topik bersangkutan yang menunjukkan sudah banyak orang melakukannya. Dengan ada bukti itu, maka ia akan mudah diyakinkan.

9. Gunakan teknik pengakuan yang positif. Misalnya, “Oke, Anda sudah melakukannya dengan sangat fantastik, saya yakin Anda bisa melakukannya lebih baik lagi.” Kuatnya pengaruh bujukan terhadap seseorang bergantung pada kebutuhan orang tersebut untuk mempertakankan konsistennya terhadap apa yang sudah ia lakukan sebelumnya. Orang cenderung bisa diyakinkan untuk melakukan sesuatu jika kita bisa mengingatkannya bahwa ia sudah pernah melakukannya sebelumnya.

10. Waktu terbaik saat meminta. Orang cenderung mudah dibujuk segera setelah ia mengucapkan rasa terima kasihnya. Itulah waktu terbaik untuk memintanya melakukan sesuatu. Bahkan ketika itulah waktu meminta untuk meminta hadiah, misalnya.

Nah, dengan 10 poin itu sekarang kita bisa lebih mudah meminta seseorang, pasangan kita di rumah, atau siapa pun dalam lingkungan kita untuk melakukan sesuatu. Sekali lagi, tips ini bukan untuk membuat kita lebih ringan bekerja namun agar membuat roda keluarga atau organisasi kita berjalan semestinya karena tidak mungkin pekerjaan itu dikerjakan kita sendiri.


Demikianlah Artikel Membujuk adalah suatu seni

Sekianlah artikel Membujuk adalah suatu seni kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Membujuk adalah suatu seni dengan alamat link https://suksasukagw.blogspot.com/2016/04/membujuk-adalah-suatu-seni.html

0 Response to "Membujuk adalah suatu seni"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel