Kenapa ada orang yang cenderung merasa diri sendiri paling benar ?
Kenapa ada orang yang cenderung merasa diri sendiri paling benar ? - Hallo sahabat suka suka, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Kenapa ada orang yang cenderung merasa diri sendiri paling benar ?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan
Artikel Psikologi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.
Judul : Kenapa ada orang yang cenderung merasa diri sendiri paling benar ?
link : Kenapa ada orang yang cenderung merasa diri sendiri paling benar ?
Mengapa kita selalu merasa benar bahkan disaat salah? Orang akan menjawabnya simpel karena manusia itu egois dan tidak mau kalah. Memang ada betulnya, sadar atau tidak sadar kita sebagai manusia pasti memiliki ego, namun lebih dari itu sebenarnya kita sendiri tidak tahu persis mana yang betul-betul benar dan mana yang betul-betul salah (we have no idea).
Bagaimana cara kita menentukan sesuatu sebagai kebenaran?
Kita menentukan kebenaran berdasarkan ajaran lingkungan, pengalaman, dan pemikiran logis diri sendiri, dari situlah kita menyimpulkan sesuatu sebagai kebenaran. Artinya kita mengasumsikan kebenaran kita sendiri, apa yang kita anggap benar belum tentu orang lain anggap benar, karena jelas lingkungan, pengalaman, dan cara berpikir setiap orang berbeda.
Orang jahatpun tidak akan merasa dirinya jahat, orang jahat merasa bahwa dialah yang baik dan benar. Saat seseorang merasa dirinya lebih baik, lebih benar, mereka akan cenderung menghakimi orang-orang yang mereka rasa tidak sebenar dan sebaik mereka, karena itulah kita sering melihat banyak haters diinternet.
Internet adalah contoh yang betul-betul membuktikan disaat seseorang memiliki kekuatan untuk bersuara tanpa konsekuensi apapun (karena merasa anonim/tanpa identitas), maka sebagian besar orang akan menjadi semena-mena terhadap hak tersebut.
Masalahnya adalah kita sangat mudah dimanipulasi terutama oleh media dan lingkungan.
Terkadang apa yang lingkungan/media anggap sebagai kebenaran itu kita adaptasikan pula menjadi kebenaran kita sendiri. “Tapikan kita punya logika untuk berpikir?”, ya namun manusia itu sendiri sangat lemah terhadap logika dan cenderung lebih mudah dikuasai emosi.
Toh manusia bisa menemukan logika dalam alasan apapun, mereka akan menggunakan logika sebaik mungkin bukan untuk mencari kebenaran, melainkan untuk “membenarkan” kebenaran yang sudah mereka percayai.
Tanpa sadar emosi kita mempengaruhi sudut pandang kita lebih jauh dari yang kita bayangkan. Itulah sebabnya kita lebih mudah ikut-ikutan membenci orang yang media/lingkungan kita anggap tidak benar, iri terhadap mereka yang sukses dengan cara yang menurut kita tidak adil, dan selalu menemukan ribuan alasan mengapa kita berada dijalan yang benar dan mereka yang salah.
Apakah salah kalau kita selalu merasa benar?
Tidak ada yang salah karena ini memang sifat alami manusia, ini bukan masalah benar atau salah, ini adalah kenyataan bahwa setiap manusia memang membutuhkan kebenarannya sendiri-sendiri. Manusia harus berpegang pada sebuah prinsip yang mereka anggap sebagai kebenaran dan melawan apa yang mereka anggap sebagai kejahatan.
Namun cara membela kebenaran itu bukan dengan memaksa orang lain menerima sudut pandang kita karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jika manusia sudah yakin dengan kebenarannya, maka mereka tidak akan bisa menerima sesuatu yang mereka anggap tidak benar apapun fakta dan logikanya.
Jika kita mau sedikit merenungkan, sebenarnya hampir semua orang memiliki kecenderungan yang sama merasa dirinya lebih baik ketimbang orang lain.
Kita cenderung percaya bahwa kita jauh lebih baik dari orang lain ketika kita melakukan sebuah perbuatan baik.
Misalnya, ketika kita mendonorkan darah, memberi sumbangan, memperlakukan orang dengan sopan, memberi kursi pada ibu hamil dan lansia. Ada perasaan di lubuk hati kita yang terdalam, bahwa kita lebih baik dari orang lain.
Dalam sebuah studi yang dilakukan peneliti University of Chicago Booth School of Business dilansir dari psychcentral.com, mencari tahu mengenai fenomena ini.
Apakah benar orang cenderung merasa dirinya lebih bermoral dari orang lain ketika ia berbuat baik? Atau apakah orang cenderung merasa lebih suci ketimbang orang lain ketika ia berbuat baik?
Jawabannya selaras dengan pemikiran di awal tadi. Bahwa kecenderungan merasa lebih benar, lebih suci, dan lebih bermoral memang dimiliki oleh manusia.
Nah, kecenderungan ini terjadi karena kita biasanya mengevaluasi diri kita dengan cara berpikir dan penilaian kita sendiri.Tanpa mempertimbangkan perspektif lain di luar diri sendiri.Perspektif yang sangat kuat ketika menilai diri sendiri ini bisa dipengaruhi oleh berbagai hal. Seperti agama, politik, keyakinan, prinsip, latar belakang, dll.
Untuk masalah hati dan penilaian diri sendiri ini penanganannya memang kembali pada diri kita masing-masing.
Perlu diingat bahwa kita tidak selalu benar.
atau sekalipun kita merasa benar, orang lain belum tentu salah. Karena itu kita perlu menguji kebenaran kita sendiri.
Persoalannya adalah banyak orang yang kebablasan sehingga sangat yakin dan percaya bahwa dirinya adalah yang paling benar.
Menghadapi orang-orang seperti ini cukup sulit karena pola pikir dan perilakunya yang sangat menyebalkan.
Untuk kasus ini, biasanya terjadi karena
Bagaimana cara menghadapinya?
Anda sekarang membaca artikel Kenapa ada orang yang cenderung merasa diri sendiri paling benar ? dengan alamat link https://suksasukagw.blogspot.com/2017/09/kenapa-ada-orang-yang-cenderung-merasa.html
Judul : Kenapa ada orang yang cenderung merasa diri sendiri paling benar ?
link : Kenapa ada orang yang cenderung merasa diri sendiri paling benar ?
Mengapa kita selalu merasa benar bahkan disaat salah? Orang akan menjawabnya simpel karena manusia itu egois dan tidak mau kalah. Memang ada betulnya, sadar atau tidak sadar kita sebagai manusia pasti memiliki ego, namun lebih dari itu sebenarnya kita sendiri tidak tahu persis mana yang betul-betul benar dan mana yang betul-betul salah (we have no idea).
Bagaimana cara kita menentukan sesuatu sebagai kebenaran?
Kita menentukan kebenaran berdasarkan ajaran lingkungan, pengalaman, dan pemikiran logis diri sendiri, dari situlah kita menyimpulkan sesuatu sebagai kebenaran. Artinya kita mengasumsikan kebenaran kita sendiri, apa yang kita anggap benar belum tentu orang lain anggap benar, karena jelas lingkungan, pengalaman, dan cara berpikir setiap orang berbeda.
Orang jahatpun tidak akan merasa dirinya jahat, orang jahat merasa bahwa dialah yang baik dan benar. Saat seseorang merasa dirinya lebih baik, lebih benar, mereka akan cenderung menghakimi orang-orang yang mereka rasa tidak sebenar dan sebaik mereka, karena itulah kita sering melihat banyak haters diinternet.
Internet adalah contoh yang betul-betul membuktikan disaat seseorang memiliki kekuatan untuk bersuara tanpa konsekuensi apapun (karena merasa anonim/tanpa identitas), maka sebagian besar orang akan menjadi semena-mena terhadap hak tersebut.
Masalahnya adalah kita sangat mudah dimanipulasi terutama oleh media dan lingkungan.
Terkadang apa yang lingkungan/media anggap sebagai kebenaran itu kita adaptasikan pula menjadi kebenaran kita sendiri. “Tapikan kita punya logika untuk berpikir?”, ya namun manusia itu sendiri sangat lemah terhadap logika dan cenderung lebih mudah dikuasai emosi.
Toh manusia bisa menemukan logika dalam alasan apapun, mereka akan menggunakan logika sebaik mungkin bukan untuk mencari kebenaran, melainkan untuk “membenarkan” kebenaran yang sudah mereka percayai.
Tanpa sadar emosi kita mempengaruhi sudut pandang kita lebih jauh dari yang kita bayangkan. Itulah sebabnya kita lebih mudah ikut-ikutan membenci orang yang media/lingkungan kita anggap tidak benar, iri terhadap mereka yang sukses dengan cara yang menurut kita tidak adil, dan selalu menemukan ribuan alasan mengapa kita berada dijalan yang benar dan mereka yang salah.
Apakah salah kalau kita selalu merasa benar?
Tidak ada yang salah karena ini memang sifat alami manusia, ini bukan masalah benar atau salah, ini adalah kenyataan bahwa setiap manusia memang membutuhkan kebenarannya sendiri-sendiri. Manusia harus berpegang pada sebuah prinsip yang mereka anggap sebagai kebenaran dan melawan apa yang mereka anggap sebagai kejahatan.
Namun cara membela kebenaran itu bukan dengan memaksa orang lain menerima sudut pandang kita karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, jika manusia sudah yakin dengan kebenarannya, maka mereka tidak akan bisa menerima sesuatu yang mereka anggap tidak benar apapun fakta dan logikanya.
Jika kita mau sedikit merenungkan, sebenarnya hampir semua orang memiliki kecenderungan yang sama merasa dirinya lebih baik ketimbang orang lain.
Kita cenderung percaya bahwa kita jauh lebih baik dari orang lain ketika kita melakukan sebuah perbuatan baik.
Misalnya, ketika kita mendonorkan darah, memberi sumbangan, memperlakukan orang dengan sopan, memberi kursi pada ibu hamil dan lansia. Ada perasaan di lubuk hati kita yang terdalam, bahwa kita lebih baik dari orang lain.
inilah alasan kenapa ada orang yang cenderung merasa diri sendiri paling benar ?
Dalam sebuah studi yang dilakukan peneliti University of Chicago Booth School of Business dilansir dari psychcentral.com, mencari tahu mengenai fenomena ini.
Apakah benar orang cenderung merasa dirinya lebih bermoral dari orang lain ketika ia berbuat baik? Atau apakah orang cenderung merasa lebih suci ketimbang orang lain ketika ia berbuat baik?
Jawabannya selaras dengan pemikiran di awal tadi. Bahwa kecenderungan merasa lebih benar, lebih suci, dan lebih bermoral memang dimiliki oleh manusia.
Nah, kecenderungan ini terjadi karena kita biasanya mengevaluasi diri kita dengan cara berpikir dan penilaian kita sendiri.Tanpa mempertimbangkan perspektif lain di luar diri sendiri.Perspektif yang sangat kuat ketika menilai diri sendiri ini bisa dipengaruhi oleh berbagai hal. Seperti agama, politik, keyakinan, prinsip, latar belakang, dll.
Untuk masalah hati dan penilaian diri sendiri ini penanganannya memang kembali pada diri kita masing-masing.
Perlu diingat bahwa kita tidak selalu benar.
atau sekalipun kita merasa benar, orang lain belum tentu salah. Karena itu kita perlu menguji kebenaran kita sendiri.
Persoalannya adalah banyak orang yang kebablasan sehingga sangat yakin dan percaya bahwa dirinya adalah yang paling benar.
Menghadapi orang-orang seperti ini cukup sulit karena pola pikir dan perilakunya yang sangat menyebalkan.
Untuk kasus ini, biasanya terjadi karena
- Ego. Merasa bahwa dirinya lebih penting sehingga pandangannya pastilah juga lebih benar dan penting.
- Percaya diri yang semu. Karena dalam kenyataannya ia tidak benar-benar yakin bahwa dirinya sendiri benar.
- Merasa bijak ketika membenarkan diri sendiri. Hatinya dikuasai keinginan untuk menjadi bijak, tapi justru membuatnya terlihat tidak bijaksana.
Bagaimana cara menghadapinya?
- Jika kita bisa menghindarinya, sebaiknya hindari saja. Tapi jika kita memang harus berhadapan dengannya, sebaiknya mempersiapkan diri dengan pemikiran yang jelas tentang apa yang harus kita katakan di hadapannya.
- Jangan berusaha menyerangnya dengan fakta yang dibuat-buat, sebaiknya berikan fakta benar.
- Jangan membenarkan maupun menyalahkan pendapatnya.
- Tetap menghormati opininya dan tidak menganggap diri sendiri yang paling benar.
- Berbicaralah dengan sopan dan penuh hormat.
- Sebisa mungkin, alihkan topik pembicaraan yang menjurus ke pembenaran diri.
Demikianlah Artikel Kenapa ada orang yang cenderung merasa diri sendiri paling benar ?
Sekianlah artikel Kenapa ada orang yang cenderung merasa diri sendiri paling benar ? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Kenapa ada orang yang cenderung merasa diri sendiri paling benar ? dengan alamat link https://suksasukagw.blogspot.com/2017/09/kenapa-ada-orang-yang-cenderung-merasa.html
0 Response to "Kenapa ada orang yang cenderung merasa diri sendiri paling benar ?"
Post a Comment