Stress : Keadaan atau Dibuat Sendiri ?

Stress : Keadaan atau Dibuat Sendiri ? - Hallo sahabat suka suka, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Stress : Keadaan atau Dibuat Sendiri ?, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Psikologi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Stress : Keadaan atau Dibuat Sendiri ?
link : Stress : Keadaan atau Dibuat Sendiri ?

Tekanan hidup membelenggu Anda? Merasa hidup semerawut dan tidak teratur? Saatnya meluruskan hidup kita. Coba lihat apa yang menjadi prioritas dan yang paling penting dalam keluarga, kerjaan, serta hidup kita sendiri. Sisanya…pangkas saja!

Buang rutinitas yang tidak penting.
Meski kita sudah mengatur untuk bisa tidur 6 jam sehari, tapi para peneliti menyatakan kita tidak tidur dengan benar. Mungkin tubuh kita istirahat, namun otak tetap dipenuhi dengan pertanyaan, seperti gimana kalau..? kenapa kita..? atau apa tugas besok? Dan hal ini dapat meningkatkan hormon stres, ujungnya membuat kita tetap terjaga di malam hari.

Jadi meskipun kita sudah berusaha untuk tidur pulas, tapi kesempatan untuk bangun lebih awal atau mendapatkan kualitas tidur yang kita butuhkan menjadi sulit tercapai. Oleh karena itu, banyak dari kita yang harus belajar untuk menyederhanakan hidup kita, ujar Cecile Andrews, Ph.D., penulis buku Slow Is Beautiful: New Visions of Community, Leisure, and Joie de Vivre.

Coba tuliskan daftar hal-hal apa saja yang penting, lalu tulis juga daftar hal-hal apa saja yang harus kita lakukan keesokan harinya. Kemudian, bandingkan keduanya. Secara perlahan kita makin bisa melihat dengan jelas, mana saja yang penting bagi kita. Kemudian lanjutkan dengan menarik napas dan cobalah untuk menarik garis di kedua daftar tersebut.

Menaruh pekerjaan pada tempatnya
Laporan kesehatan di Kanada menyebutkan, ‘pencurian’ tidur terjadi karena kerjaan sudah melebihi batas kewajaran. Dan itu menjadi bukti tempat kerja sudah tidak memiliki batasan ruang lagi. Hitung-hitungannya seperti ini, lebih dari setengah dari keseluruhan pekerja, 69% memeriksa email kerjaan mereka dari rumah, 30% mendapatkan kiriman fax yang berkaitan dengan kerjaan, dan 29% membiarkan telepon genggam mereka stand by 24 jam. Jadi sangat tidak mengagetkan kalau, 46% orang merasa ‘gangguan’ kerjaan sebagai pemicu stres, dan 44% merasa telah mengabaikan keluarga mereka.

Masalahnya, pekerjaan tidak hanya dapat merusak kehidupan keluarga kita saja, tetapi juga mengganggu ‘obat’ peghilang stres kerja yang paling efektif, seperti kegiatan berekreasi, olahraga, hobi, dan aktivitas sosial. Hasil studi gabungan antara University of South Australia dan Univesity of Rotterdam terhadap 314 pekerja menemukan, karyawan yang melakukan aktivitas di atas ternyata tidak hanya bisa menanggulangi stres di pekerjaan saja, tetapi juga memiliki kualitas tidur yang lebih baik dibanding karyawan yang hanya berkutat dengan pekerjaan.

Kendalikan perangkat elektronik yang kita miliki.
Pasti sulit! Mungkin beberapa dari kita hanya mampu bertahan 30 menit saja untuk menjauh dari telepon genggam atau Blackberry. Perkembangan dan inovasi teknologi seharusnya bisa memberikan kita banyak waktu untuk bersenang-senang, bukannya mempermudah pekerjaan kita setiap saat. Dan kondisi ini menjadikan teknologi sebagai salah satu pencipta stres.

Satu kali telepon berdering, kita akan tegang. Dan ketika deringan itu sering terjadi, kita akan menjadi terbiasa. Jika sudah terbiasa, akan sulit bagi kita untuk menghentikannya dan memilih untuk tidur. Tidak harus ‘membuang’ semua perkakas elektronik, kita hanya perlu mengendalikan pemakaiannya saja. Coba jawablah email 3 kali sehari dibanding setiap 30 menit, matikan YM dan telepon genggam kita setelah pukul 6 sore.

Biasakan untuk tidak lembur.
Pemikiran umum kita, lembur dilakukan agar pekerjaan bisa selesai, ujar Margaret Moline, Ph.D., mantan ketua pusat gangguan tidur di  Weill Cornell Medical College, New York. Membiarkan tubuh kita bekerja hingga melewati jam tidur, akan merusak kualitas dan kuantitas tidur kita.

Langkah yang lebih baik adalah pulang ke rumah dan segeralah istirahat. Lalu kembali besok, dan lanjutkan pekerjaan kita di pagi hari. Sebuah studi telah membuktikan, kualitas tidur yang baik mampu meningkatkan kemampuan kita dalam berkonsentrasi. Dan itu artinya, kita bisa bekerja lebih cepat dan akurat.

Jangan buka email sebelum tidur.
Para peneliti dari Standford University menemukan, lampu yang terpancar dari layar sebelum tidur akan mampu merusak siklus tidur kita. Dan memundurkannya 3 jam ke depan.


Demikianlah Artikel Stress : Keadaan atau Dibuat Sendiri ?

Sekianlah artikel Stress : Keadaan atau Dibuat Sendiri ? kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Stress : Keadaan atau Dibuat Sendiri ? dengan alamat link https://suksasukagw.blogspot.com/2016/03/stress-keadaan-atau-dibuat-sendiri.html

0 Response to "Stress : Keadaan atau Dibuat Sendiri ?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel